Selasa, 27 Maret 2012

SOTO BANGKONG SEMARANG


Perjalanan mudik yang melelahkan seolah-olah menjadi candu bagi para perantau di Hari Raya Lebaran. Bagaimana tidak ? Pulang ke kampung halaman setelah bertahun-tahun di negeri orang adalah obat penawar rindu kepada keluarga tercinta yang mujarab. Termasuk jika kangen dengan hidangan khas daerah, inilah saat yang tepat untuk memuaskan selera.

Bagi Anda yang akan mudik melintasi kota Semarang lewat jalur Pantura (pantai utara) dengan perut kosong keroncongan, silakan mampir mencicipi Soto khas Semarangan yang lezat dan memulihkan stamina Anda.

Yang paling populer adalah Soto Bangkong dulu dijajakan pada 1950-an di sekitar persawahan desa, sehingga para pengunjung banyak menjumpai kodok bangkong di sekitar tempat berjualan. Tak pelak, sebutan Soto Ayam Bangkong kian terkenal hingga kini mampu memiliki cabang di seluruh Indonesia.

Isi dari satu porsi Soto Ayam Bangkong, ada soun (ada juga yang tidak pakai soun tetapi pakai taoge), suwiran daging ayam, irisan tomat, taburan bawang daun dan seledri.
Jika masih kurang lengkap, tersedia beragam lauk tambahan di atas meja seperti sate kerang, sate telur puyuh, gorengan dan tempe goreng yang sayang untuk dilewatkan. Pasalnya, tempenya gurih dan digoreng garing, tidak berminyak. Hmm... mantapp!!

Soto khas Semarang lainnya yang pantang dilewatkan para pecinta kuliner Soto adalah Soto Selan Ny. Ginartini. Soto Selan memiliki ciri khas berupa tambahan telur pindang yang legit dan kuning telurnya masir. Ditambah lauk gorengan jerohan ayam seperti ati, ampela dan usus. Tak lupa taburan taoge untuk menambah cita rasa segar dan mengurangi rasa eneg.

Secara umum, soto Semarangan berkuah bening agak kecoklatan karena diberi kecap manis. Rasa kuahnya sedap sekali dan berbeda dengan soto-soto lain di Nusantara
Mungkin karena citra rasa kuahnya yang begitu nikmat. Kalau kebetulan pergi ke Semarang, saya mencoba beragam cara untuk bisa menikmati Soto Bangkong salah satu tempat yang saya tahu adalah di seputaran Banyumanik dan satu lagi dari arah simpang lima ke kudus via akademi gizi (hehe lupa namanya). Lebih nikmat lagi kalau anda mencoba sate ayam, sate telur puyuh dan berbagai macam makanan ringan yang biasanya turut disajikan. Ciri khas soto ini disajikan dalam mangkuk yang kecil berbeda dengan soto-soto di daerah Jawa Timur
Bahan:
1 ekor ayam kampung
2 lt air
1 sdt garam
4 lembar daun jeruk sobek-sobek
3 cm lengkuas, memarkan
3 cm jahe, memarkan
3 sdm minyak
2 sdm kecap manis
1 sdt garam
2 btg daun bawang potong 2 cm
3 sdm bawang merah, goreng, remas-remas
2 sdm bawang putih, goreng, remas-remas
1 sdm seldri iris halus
100 gr soun, rendam air panas, tiriskan
100 gr tauge pendek, bersihkan
Haluskan:
8 bh bawang merah
5 siung bawang putih
3 cm jahe
½ sdt lada
¼ sdt pala
Pelengkap:
Emping goreng
Sambal cabai rawit merah
2 bh jeruk nipis
Cara membuat:
1. Rebus ayam, air, salam, daun jeruk, lengkuas, jahe dan serai di atas
api sedang hingga mendidih dan ayam empuk. Angkat ayam, saring kaldunya dan suwir-suwir ayam, sisihkan.
2. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum, tuang kaldu, kecap dan garam, didihkan.
3. Masukkan ayam suwir, daun bawang, bawang merah goreng, bawang putih goreng, tomat dan daun seldri, didihkan kembali.
4. Penyajian: atur soun, tauge, dalam mangkuk saji, tuangkan kuah ayam, sajikan dengan bahan pelengkap.

0 komentar:

Posting Komentar